Di Festival Rio De Janeiro, anda akan melihat ratusan orang berkostum menarik dan sama, Sementara di Jember Fashion Carnaval ini anda akan melihat ratusan orang berkostum menarik, tapi tidak ada satupun yang sama
Pergelaran spektakuler yang diharapkan akan menjadi magnet dunia sekaligus ikon karnaval Indonesia ini akan terbagi dalam sembilan defile, yaitu JFC Marching Band, Archipelago Papua, Barricade, Off Earth, Gate-11, Roots, Methamorphic, Undersea, dan Robotic.
“Masing-masing defile akan diisi dengan hasil kreatifitas masing-masing anggota JFC yang berjumlah 550 orang dalam bentuk desain busana, musik, gerak, dan ekspresi,” ujar Dynand Fariz, pemilik sekaligus pendiri JFC, dalam wawancara dengan sebuah media
Peserta yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan umum di seluruh wilayah kabupaten Jember ini telah memperoleh pelatihan berbagai ketrampilan serta pembekalan secara gratis selama enam bulan. Dan hasil karya mereka akan diadu dalam ajang kompetisi yang memperebutkan 75 piala JFC.
Dalam kesempatan itu para peserta akan tampil dengan rancangan sendiri dalam bentuk fashion runway dan fashion dance di catwalk sepanjang 3,6 km, yang merupakan Fashion Catwalk Terpanjang di dunia, bahkan lebih panjang dari Rio Carnival di Brazil yg hanya 1,1 km, dengan start di Alun-Alun Kota Jember dan berakhir di GOR Kaliwates,
Pada pagelaran tahun lalu, Event ini ditonton sekitar 200.000 masyarakat Jember dan sekitarnya. Tidak sedikit terlihat wisatawan atau Jurnalis asing yg sengaja datang ke Jember untuk menyaksikan Event ini, Tak kurang dari enam media besar dunia rutin meliput parade akbar itu, mulai dari Reuters, AP, bahkan AFP, dan juga EPA.
Jember - Soal potensi wisata, Jember sebenarnya punya segalanya. Selain punya potensi laut, Jember juga punya gunung dan air terjun di beberapa kecamatan. Sayang, semua potensi yang dimiliki tersebut belum sepenuhnya tergarap secara optimal.
Salah satu potensi wisata itu adalah air terjun tancak di Desa Suci Panti. Daerah perbukitan 16 kilometer dari kota Jember itu memiliki ketinggian air terjun 82 meter dan debit air 150 meter kubik per detik. Dengan keindahan alamnya, menjadikan tancak sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Hanya saja, tidak mudah untuk mendatangi tempat wisata yang keindahan alamnya masih terjaga tersebut. Selain jalan yang hanya setapak, juga tak bisa dijangkau dengan kendaraan. "Jalannya sempit dan naik turun. Hanya anak-anak pecinta alam mahasiswa yang sering ke sini," kata tokoh masyarakat Desa Suci Panti, Abdul Hubet.
Menurut dia, sebelum banjir bandang 2005 silam banyak wisatawan berkunjung ke air terjun tersebut. Namun karena akses jalan satu-satunya hilang diterjang banjir, Tancak seperti terisolasi dan hampir tak pernah lagi dikunjungi wisatawan. Kini, dua tahun lebih pasca banjir bandang, potensi besar itu seperti terlupakan.
Hawa sejuk mulai terasa saat memasuki lokasi Wisata Rembangan yang terletak 15 kilometer (km) dari utara Kota Jember, Jawa Timur.
Berlibur bersama keluarga di puncak Rembangan yang bersuhu sekitar 18 sampai 25 derajat celcius itu merupakan salah satu pilihan tepat, karena selain berhawa sejuk, obyek wisata itu memiliki panorama yang sangat indah.
Berbagai fasilitas hiburan, penginapan dan obyek agrowisata, seperti kebun buah naga dan kebun bunga milik Politeknik Negeri (Poltek) Nursery, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya.
Menuju ke lokasi wisata puncak Rembangan tidaklah sulit. Dari Kota Jember, wisatawan menuju ke arah utara sekitar dua kilo meter (menuju ke arah Bondowoso) setelah berada di kecamatan Patrang, ada petunjuk jalan yang menunjukkan ke arah obyek wisata di sekitar pasar tradisional Baratan.
Jalan beraspal hotmix menuju ke kawasan obyek wisata Rembangan itu bisa dilalui, baik oleh kendaraan roda empat maupun minibus. Arah petunjuk jalan menuju obyek wisata juga sudah terpasang dan jarak dari pasar Baratan menuju ke puncak Rembangan sekitar 10 kilo meter.
Kepala Kantor Pariwisata Jember, Arif Tjahyono, menuturkan, kawasan obyek wisata Rembangan yang terletak di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, itu berada di ketinggian 650 mdpl sehingga membuat nyaman bagi wisatawan saat berada di kawasan obyek wisata itu.
"Wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata tidak perlu khawatir, karena rambu petunjuk jalan menuju ke lokasi sudah ada," katanya menerangkan.
Obyek wisata rembangan memiliki luas lahan 13,45 hektare yang terdiri atas hotel, kolam renang (pemandian) dan kebun pisang dan tempat bermain yang terbatas.
Sementara itu, Sekretaris Hotel Rembangan, Sunardi, menuturkan, biasanya masyarakat Jember dan luar kota Jember menikmati liburan di obyek wisata Rembangan, karena panorama di puncak Rembangan sangat menawan.
"Pada hari-hari libur, jumlah pengunjung meningkat, baik kunjungan wisata maupun menginap di hotel. Namun tidak selalu penuh kamar di hotel Rembangan," kata Sunardi.
Ia menjelaskan, masyarakat yang berlibur di obyek wisata Rembangan tidak perlu khawatir dengan makanan karena pengelola hotel Rembangan sudah menyiapkan makanan khas obyek wisata Rembangan yakni pisang agung goreng keju dan teh jahe.
"Anda bisa menikmati pisang keju yang sangat lezat dan teh jahe yang spesial di Rembangan," katanya dengan senyum.
Teh jahe, kata dia, adalah minuman khas Rembangan yang merupakan racikan sendiri dengan komposisi yang tepat sehingga rasanya sangat nikmat.
Ia mengungkapkan, hotel dan restoran Rembangan sudah diperindah dengan nuansa yang asri sehingga pengunjung bisa menikmati dengan nyaman dan merasa betah di puncak Rembangan.
"Tarif di hotel Rembangan sangat bervariasi sehingga pengunjung bisa memilih," katanya menambahkan.
Hotel Rembangan memiliki 42 kamar dengan tarif yang bervariasi, dari Rp125 ribu hingga Rp225 ribu per-malam, namun ada "suite room" untuk keluarga yang di dalamnya ada tiga kamar keluarga dengan tarif Rp1 juta hingga Rp1.250 juta per-malam.
"Terkadang beberapa instansi pemerintah dan swasta mengadakan acara pertemuan di hotel Rembangan karena pengelola juga menyediakan "ballroom" atau ruang pertemuan untuk rapat atau koordinasi," katanya menerangkan.
Selain di obyek wisata Rembangan, kata dia, pengunjung bisa menikmati buah naga, apokat dan durian apabila sedang musim dan bisa ditemui di sepanjang jalan menuju obyek wisata Rembangan.
JEMBER - Jember ke depan bakal mempunyai tempat wisata alam dan bahari yang tak kalah dengan daerah lain. Kawasan yang akan dirombak menjadi tempat wisata alam dan bahari itu adalah Pantai Puger dan Pulau Nusa Barong. Untuk mewujudkan itu Bupati Jember M.Z.A Djalal Rabu (15/10) mengunjungi pantai Puger dan Nusa Barong. Selain mengajak beberapa kepala dinas, Bupati Djalal juga mengajak dua investor asal Surabaya untuk melihat langsung potensi dan keindahan pantai yang berbatasan langsung dengan pantai Selatan itu.
Rombongan Bupati dan pejabat pemkab yang berangkat dari Pantai Pancer sekitar pukul 10.00 tiba di Teluk Jeruk Pulau Nusa Barong sekitar pukul 11.00. Bupati Djalal berkeyakinan bisa merubah Pantai Puger dan kehidupan masyarakatnya menjadi yang lebih baik lagi. ‘’Untuk merubah semua ini harus mendapat dukungan dari semua pihak khususnya masyarakat Puger, tempat wisata ini bisa dirubah menjadi tempat wisata yang lebih modern, ‘’ katanya.
Untuk mewujudkan rencana itu memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu pemkab akan mengajukan proposal ke provinsi dan pemerintah pusat.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan studi banding ketempat-tempat wisata lainnya. ‘’ Insya Allah 2009 akan dimulai dengan pembangunan fisik yang mendukung untuk menuju wisata internasional’’katanya.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah memperbaiki jalur menuju dermaga dan membangun tempat bersandarnya kapal nelayan. Saat ini kata Djalal tidak semua warga puger bisa datang ke Nusa Barong. ‘’Kalau sudah disulap menjadi tempat wisata tidak hanya warga Jember saja yang datang tapi dari luar Jember dan mancanegara,’’ ujarnya. Sehingga, selain memiliki pantai Watu Ulo nantinya Jember akan memiliki wisata lain yaitu Puger dan Nusa Barong.
Nusa Barong kata Djalal mempunyai potensi yang di kelilingi perikanan kelautan dan wisata alam dan cagar alam. Secara kelembagaan pihak BKSDA kata dia juga mendukung dan mengusulkan Nusa Barong untuk dijadikan wisata alam.